BAIT ALLAH ZAMAN YESUS
Bait Allah adalah tempat ibadat utama Bangsa Yahudi (Agama Yahudi, Yudaism), terletak di kota Yerusalem, di Bukit Moriah.
Bait Allah I dibangun oleh Raja Salomo selama 13 tahun dari 970-957 SM sebagai pengganti Kemah Suci Musa (Tenda Tabut Perjanjian, Mishkan, Tabernakel). Tahun 586 SM Bait Allah I dihancurkan oleh Raja Nebukadnezar II dari Babilonia (sekarang Irak), yang menaklukkan Yudea dan membuang penduduk Yerusalem ke Babilonia sebagai budak (2 Raj 25: 1-21).
Pada tahun 539 SM, Raja Koresy (Inggris: Cyrus II) dari Persia (sekarang Iran),menaklukkan Babilonia. Yerusalem dan Yudea dijadikan provinsi dari Kerajaan Persia, dipimpin oleh Gubernur Zerubbabel. Raja Persia, Artahsasta I,mengizinkan Orang Yahudi pulang ke Yerusalem dan membangun kembali Bait Allah mereka, yang kemudian dikenal sebagai Bait Allah II (The Second Temple).
The Second Temple (foto: http://www.realmofhistory.com)
Pembangunan Bait Allah II berlangsung selama 21 tahun (536-515 SM). Pada periode Bait Allah II, wilayah Yudea silih berganti dikuasai oleh Kerajaan Makedonia, Hasmonea, dan Romawi. Pada zaman kekuasaan Romawi, Raja Herodes I (Herodes Agung, wafat tahun 4 SM) memperbaiki dan memperluas Bait Allah II sekitar tahun 19 SM.
Atas perintah Kaisar Vespasianus, pasukan perang kekaisaran Romawi dibawah pimpinan Titus menghancurkan Yudea, Kota Yerusalem, dan Bait Allah II pada tahun 70. Peristiwa ini sudah diramalkan Yesus jauh hari sebelumnya (Mat 24:1-2).
Keberadaan Bait Allah sebagai pusat kehidupan keagamaan orang Yahudi berlangsung selama lebih dari 1000 tahun, yang terbagi dalam 3 periode:
- Bait Allah I (957 SM – 586 SM, Solomon’s Temple – The First Temple)
- Bait Allah II (515 SM – 19 SM, Zerubbabel’s Temple)
- Bait Allah II (19 SM – 70 M, Herod’s Temple) à Bait Allah Zaman Yesus (Luk 2:21-40; Luk 2:41-50; Yoh 12:13-25)
Kaisar Yulianus II (Bizantium) pada abad ke-4 berniat membangun kembali Bait Allah II,namun urung dilaksanakan. Tahun 634, Khalifah Umar bin Khattab, menguasai Yerusalem. Antara tahun 687 – 691, Khalifah Abdul Malik bin Marwan, membangun Kubah Shakhrah (kini dikenal sebagai The Dome of The Rock, Kubah Emas, Masjid Omar) di atas reruntuhan Bait Allah II. Di sisi selatan pelataran Bait Allah, sekitar 705 – 1033, dibangun Masjid Al-Aqsa.
Al Aqsa Mosque, Temple Mount, Jerusalem (foto. http://www.commons.wikimedia.org)
Pelataran Bait Allah membujur dari arah utara ke selatan, di sisi timur Kota Tua Yerusalem. Kini, di pelataran Bait Allah, berdiri Kubah Shakhrah (The Dome of The Rock) di bagian tengah, Masjid Al-Aqsa di sisi selatan, dan Museum Islam di sisi utara. Pelataran Bait Allah saat ini secara resmi menjadi Wilayah Otoritas Palestina.
Kota Tua Yerusalem saat ini dibagi menjadi empat wilayah, yaitu perkampungan Kristen, perkampungan Armenia (Ortodoks), perkampungan Yahudi, dan perkampungan Islam. Tahun 1981, seluruh Kota Tua Yerusalem ditetapkan oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Site). Sejak perang 1967, Kota Tua Yerusalem dikuasai oleh Israel,meskipun Dewan Keamanan PBB melalui resolusi nomor 478 tahun 1980,menetapkannya sebagai wilayah Internasional.
Replika The Second Temple
Banyak orang penasaran ingin melihat, sekurang-kurangnya membayangkan, seperti apa gambaran Bait Allah di zaman Yesus, yang dikenal sebagai The Second Temple itu. Pada bulan Juli 2013 OBOR memesan sebuah replikanya yang dibuat oleh seniman Palestina, Issam J. Salsaa’. Karya seni ini dibuat menggunakan potongan-potongan kecil kayu pohon zaitun (Olea europaea), yang ditempelkan bagian per bagian menggunakan lem khusus. Sangat indah karena urat-urat kayu zaitun asli turut menambah nilai estetika dengan guratan-guratan hitam di atas kayu.
Replika Bait Allah di zaman Yesus koleksi OBOR ini kemudian didisplai dalam kotak kaca khusus dan ditempatkan di lantai 3 Gedung OBOR, di tengah-tengah galeri peralatan liturgi. Ketua Perkumpulan Rohani OBOR (PRO), Mgr. Agustinus Agus, meresmikan kehadiran replika ini bertepatan dengan acara pengundian Tanda Kasih Ziarah Batin, hari Kamis, 17 Juli 2014. Acara juga dihadiri oleh Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM (Uskup Bogor), Bapak Piet Adrian Tarappa (Dirut PT Raptim Indonesia), dan para undangan lainnya.
Agust Surianto H