PEMBERKATAN MINYAK SUCI (3)

SACRUM CHRISMA (MINYAK KRISMA)

Minyak Suci ketiga diberkati dalam upacara yang sama dengan Minyak Orang Sakit dan Minyak Katekumen, namun bahan, cara, dan rumusan doanya berbeda. Minyak Krisma digunakan untuk pengurapan, terutama saat seseorang menerima sakramen baptis (sebagai materi sekunder setelah air sebagai materi primernya); Sebagai materi primer minyak krisma digunakan saat sakramen krisma, saat penahbisan imam, konsekrasi uskup, konsekrasi/pemberkatan altar, gedung gereja, piala, sibori, patena, serta beberapa kepentingan liturgi lainnya.

Pemberkatan minyak krisma sedikit lebih rumit karena bahan bakunya minyak zaitun plus plus. Apa itu? Minyak zaitun dicampur balsam, yaitu sejenis damar/resin aromatik sebagai wewangian. Sebenarnya ini mirip dengan pembuatan minyak wangi/parfum, di mana bahan dasar minyak esensial dicampur dengan aneka aroma pelengkap untuk menghasilkan parfum berkualitas sesuai kebutuhan.

Perbedaan lainnya, setelah minyak zaitun dicampur wewangian, uskup menghembusi bejana tempat menyimpan minyak krisma, yang melambangkan turunnya Roh Kudus untuk menyucikan minyak krisma. Peristiwa ini sekaligus mengenang apa yang dilakukan Yesus pada malam Paskah setelah kebangkitan-Nya, “Ia mengembusi mereka dan berkata, ‘Terimalah Roh Kudus’ (Yoh 20:22)”. Saat doa pemberkatan minyak krisma semua imam yang hadir turut ambil bagian dengan mengulurkan tangan kanan bersama-sama ke arah minyak yang diberkati. Kebersamaan ini melambangkan sebuah kesatuan presbiterium imam dan uskup sebagai gembala utama di keuskupannya. Para imam ambil bagian dalam perutusan Uskupnya.

Minyak Suci Krisma 01
Seorang uskup tengah menuangkan wewangian ke dalam bejana minyak zaitun untuk diberkati sebagai minyak krisma dalam misa khusus

Simak doa pemberkatannya agar kita mempunyai sedikit gambaran tentang Minyak Krisma dan kegunaannya:

Marilah saudara-saudara terkasih, kita memanjatkan doa kepada Tuhan, Bapa kita yang Mahakuasa, agar memberkati dan menguduskan minyak ini.

(Uskup mencampurkan wewangian kedalam minyak zaitun yang tersedia)

Semoga semua yang diurapi secara lahir, sungguh-sungguh merasakan karya Allah secara batin, dan layak mengalami penebusan Ilahi.

(sejenak semua berdoa dalam hati & Uskup menghembusi minyak sambil berdoa)

Tuhan, Engkahlah pencipta segala pertumbuhan dan perkembangan rohani. Terimalah pujian dan syukur yang disampaikan Gereja melalui suara kami. Sejak awal mula Engkau membuat bumi menumbuhkan berbagai tanaman penghasil buah, yang diantaranya adalah pohon zaitun. Dari sanalah dihasilkan minyak zaitun yang merupakan anugerah krisma bagi kami.

Nabi Daud telah menubuatkan sakramen-sakramen masa depan melalui nyanyiannya, yang menyatakan bahwa dengan minyak itu Tuhan membuat semarak kegembiraan pada wajah kami. Setelah air bah, yang memusnahkan dunia, burung merpati membawa ranting zaitun sebagai lambang kebaikan Mesias dan mewartakan kembali kedamaian dunia.

Dalam kepenuhan waktu disampaikan gambaran masa silam ketika kejahatan atau dosa dihancurkan dalam air baptis, pengurapan minyak zaitun dilakukan untuk menampakkan terang kegembiraan pada wajah-wajah manusia.

Musa, hamba-Mu, karena perintah-Mu, telah menguduskan saudaranya, Harun, dengan air, dan dengan pengurapan mengangkatnhya sebagai imam.

Semua keutamaan yang disampaikan itu kemudian tampak secara penuh dalam Yesus Kristus, Putera-Mu dan Tuhan kami, yang meminta pembaptisan kepada Yohanes di Sungai Yordan dan kemudian Engkau mengirim dari surga Roh Kudus dalam bentuk merpati, dan kemudian Engkau sendiri memberikan kesaksian bahwa dalam diri-Nya, Putera Tunggal, Engkau berkenan kepada-Nya. Kepada-Nya Engkau paling berkenan dari semua orang dan Engkau mencurahkan minyak kegembiraan yang dinyanyikan Nabi Daud.

(para imam mengulurkan tangan kanan ke arah minyak krisma tanpa mengucapkan kata-kata, sementara Uskup melanjutkannya dengan doa ini)

Kami berdoa kepada-Mu, Tuhan, berkenanlah menguduskan minyak ini dengan berkat-Mu (+). Resapkanlah di dalamnya kekuatan Roh Kudus dan kekuatan yang datang dari Kristus, yang nama kudusnya disebut Krisma, yakni minyak yang digunakan untuk mengurapi para imam, raja, nabi, dan martir-Mu.

Kuatkanlah sebagai tanda sakramental keselamatan dan kehidupan yang sempurna bagi anak-anak-Mu yang telah diperbarui secara rohani dalam pembasuhan baptis. Semoga pengurapan ini meresapi dan menguduskan mereka, sehingga dibebaskan dari kebusukan dosa, mereka menjadi bait kemuliaan-Mu yang menebarkan aroma hidup yang kudus.

Semoga, sesuai dengan ketetapan-Mu, terlaksana dalam diri mereka rencana kasih-Mu, dan semoga kehidupan mereka yang utuh dan suci senantiasa selaras dengan martabat yang mengenakan busana raja, imam, dan nabi.

Semoga minyak ini menjadi krisma penyelamatan bagi semua yang lahir dari air dan Roh Kudus, dan menjadikan mereka orang-orang yang mengambil bagian dalam hidup kekal dan kemuliaan surgawi. Demi Kristus Tuhan kami. Amin

Minyak Suci Krisma 02
Wadah kecil tempat menyimpan ketiga minyak suci di gereja-gereja setelah diberkati oleh Uskup dalam misa khusus dalam pekan suci setiap tahun

Dalam sakramen pembaptisan, dahi diurapi minyak krisma sebagai tanda kelahiran baru melalui air dan Roh Kudus dan mengangkatnya ke martabat yang luhur sebagai imam, nabi, dan raja, sebagai anggota tubuh mistik Kristus yang diutus menyucikan dunia. Dalam sakramen penguatan (kini disebut sakramen krisma), Uskup mengurapi dahi dengan minyak krisma sebagai meterai yang menandai kedewasaan iman seorang Katolik.

Minyak krisma digunakan untuk mengurapi telapak tangan imam dalam tahbisannya sebagai lambang penyucian yang membuatnya pantas menyentuh tubuh dan darah Kristus saat Ekaristi, serta memberkati umat yang dipercayakan penggembalaannya kepadanya oleh uskupnya. Dalam ritus tahbisan/konsekrasi uskup, uskup penahbis akan mengurapi kepala uskup baru sebagai tanda pengudusannya.

Minyak Suci Krisma 04
Seorang Uskup sedang mengonsekrasi altar sebuah gereja dengan menuangkan minyak krisma di bagian tengah dan keempat sudut altar

Minyak krisma juga digunakan untuk konsekrasi/pemberkatan gedung gereja oleh uskup dengan pengurapan altar dengan menuangkan minyak krisma di bagian tengah dan pada keempat sudut altar, serta mengurapi dinding gereja di 12 tempat dengan membubuhi tanda salib menggunakan minyak krisma. Selain itu, peralatan liturgi seperti piala, patena, dan sibori juga dikonsekrasi menggunakan minyak krisma.

Jakarta, 28 Maret 2018

Agustinus Surianto Himawan

 

 

Satu respons untuk “Pemberkatan Minyak Suci (3)

Tinggalkan komentar