Pater Adolf Heuken SJ baru saja kembali ke haribaan Sang Khalik, Kamis 25 Juli 2019, pukul 20.27 WIB, di RS Sint Carolus, Jakarta Pusat. Mendengar kata “Heuken”, atau “Pater Heuken SJ”, benak kita langsung terarah pada buku-buku sejarah dan ensiklopedia. Dua dunia ini lah yang menjadi pusat pemikiran seorang Heuken pada hampir semua karya tulisnya, yang hampir semua diterbitkan oleh Cipta Loka Caraka, yang bermarkas di Jalan Moh. Yamin, Jakarta Pusat.
Adolf Heuken dilahirkan di Coesfeld, Jerman, 17 Juli 1929, dari pasangan Franz dan Clara Heuken. Ditahbiskan sebagai imam Yesuit di Kalserdom, Frankfurt, Jerman (1961), kemudian ditugaskan berkarya ke tanah misi untuk bergulat di berbagai bidang karya pelayanan, sebagai dosen, sebagai penulis buku, sebagai sejarawan, menjadi birokrat Kantor KWI (Sekretaris KWI, 1968-1984), sebagai pastor bagi umat Katolik Jerman di Jakarta, Singapore & Kuala Lumpur, sebagai pengelola berbagai lembaga, dan sebagainya.
CLC & KKK-Kongregasi Maria
Pada tahun 1970 ia mendirikan Yayasan Cipta Loka Caraka (CLC), sebuah penerbitan buku-buku berkualitas yang digawanginya sampai sekarang. Penerbit CLC bercikal-bakal pada penerbitan buku-buku Kursus Kader Katolik (KKK) milik Biro Nasional Kongregasi Maria, yang kemudian bermetamorfosis menjadi Christian Life Community (Komunitas Hidup Kristiani), dengan penerbitan buku yang dinamai sama, CLC, kependekan dari Cipta Loka Caraka.
Heuken mengawali kecintaannya menulis buku ketika ia pindah tugas dari Yogyakarta ke Jakarta untuk mendampingi Pater Joseph Beek SJ yang sudah lebih dulu berkutat dengan kaderisasi melalui Kasebul (kaderisasi sebulan) dan Kongregasi Maria. Buku-buku spiritualitas dan pemotivasian untuk kader-kader Katolik menjadi awal keterlibatan Heuken dalam dunia penerbitan buku.
Ketekunannya membaca dan menulis juga didorong oleh kemampuannya menguasai berbagai bahasa, seperti bahasa Jerman (bahasa ibunya), Indonesia (bahasa tanah air keduanya), Latin (bahasa klasik Gereja Katolik yang mengutusnya melayani sesama melalui karunia imamatnya), serta bahasa-bahasa lain, seperti Inggris, Belanda, dan Portugis. Perpustakaan koleksi buku-bukunya menjadi sahabat setia sepanjang hari, sepanjang perjalanan imamatnya yang sebagian besar diwujudkan dengan kelahiran buku-buku berkualitas terbitan CLC.
OBOR – Antara Kanisius & Nusa Indah
Pater Heuken juga pernah menjadi penasihat Penerbit Kanisius, Yogyakarta (1969-1976). Selain itu, ia juga pernah menjadi Ketua Dewan Komisaris Yayasan Ekapraya, yang mengelola OBOR di Jakarta, sebuah penerbitan buku yang dimiliki oleh 4 tarekat imam tertua di Indonesia (SJ, SVD, OFM.Cap dan MSC). Ia menjadi saksi sejarah atas jatuh bangunnya OBOR. Ia juga yang akhirnya mengambil keputusan untuk menyerahkan pengelolaan OBOR kepada Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), pada 4 Juli 1979.




Banyak orang heran dengan keberaniannya mengambil keputusan untuk menyerahkan OBOR kepada KWI, yang waktu itu masih bernama MAWI (Majelis Agung Waligereja Indonesia). Logikanya, sebagai seorang Yesuit tentu ia akan lebih memilih OBOR diserahkan kepada Kanisius Yogyakarta (milik Ordo Yesuit). Namun Pater Heuken punya pandangan berbeda. Ia tidak ingin OBOR yang sudah menjadi sebuah penerbitan harus “turun pangkat” menjadi sekadar distributor, atau menjadi gudang buku dari Kanisius atau Nusa Indah, dua penerbitan besar (pada waktu itu) yang punya minat mengambil alih OBOR. Negosiasi dengan pihak KWI difasilitasi oleh Pater Clemens A. Schreurs CICM, yang menjabat Kepala Departemen Keuangan KWI (1968 – 1999).
Adolf Heuken & Bulan Juli
Bulan Juli tampaknya menjadi bulan istimewa bagi seorang Adolf Heuken. Ia lahir 17 Juli 1929. Ia menyerahkan OBOR kepada KWI pada 4 Juli 1979. Dan ia menyerahkan kembali seluruh karya imamatnya kepada Sang Khalik yang mengutusnya, pada hari ini, Kamis, 25 Juli 2019.


Dari RS Sint Carolus, jenazahnya dipindahkan ke Kapel Kolese Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat, untuk disemayamkan, serta diberkati dan didoakan dalam Misa Requiem pada Jumat, 26 Juli 2019, pukul 19.00. Sekira pukul 21.30 jenazah Pater Heuken diberangkatkan menuju Girisonta, Ungaran, Jawa Tengah, untuk dimakamkan di pemakaman para Yesuit di kompleks Girisonta, Jumat 27 Juli 2019, yang diawali Misa Requiem di Gereja St. Stanislaus tepat pukul 10.
Selamat Jalan Pater Heuken.
Jakarta, 26 Juli 2019
Agustinus Surianto Himawan
Hallo Mo,
Saya juga punya beberapa buku karya beliau, salah satunya kamus bahasa Jerman – bahasa Indonesia. Terimakasih infonya, Mo karena saya baru tahu. RIP untuk Pater Adolf Heuken SJ.
Salam,
Anna
SukaDisukai oleh 1 orang
Halo juga Mbak Anna.. betul, salah satu karya beliau adalah kamus Jerman-Indonesia, kemudian jg dilengkapinya dg kamus Indonesia-Jerman. Segudang ensiklopedia aneka hal terbit dari kejeniusannya mengolah data. Sederet buku-buku sejarah, terutama sejarah terkait Batavia alias Jakarta, menjadi warisan tak ternilai bagi bangsa kita. Semoga beliau beristirahat dlm damai, doa kita semua
SukaDisukai oleh 1 orang