WORLD BOOK AND COPYRIGHT DAY

Hari Buku Sedunia dirayakan pertama kali pada 23 April 1995 atas prakarsa UNESCO (Lembaga PBB yang menangani masalah Pendidikan) bertajuk “World Book and Copyright Day”, “Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia”. Sebenarnya, cikal bakal kegiatan serupa telah berlangsung lebih awal, jauh sebelum diformalkan oleh Unesco. Di Inggris dan Irlandia, WBD dirayakan lebih awal pada kamis pertama bulan Maret.

Misi utama dirayakannya WBD sebenarnya untuk memberi kesempatan kepada setiap anak dan orang muda memiliki buku. Buku amat penting. Buku dapat membuka cakrawala berpikir seseorang melewati batas-batas realitas yang memungkinkannya untuk “mengubah dunia” dengan mengubah cara pikirnya sendiri. Bagaimana caranya, yah dengan membaca lah.

Misa utama mengalami perkembangan karena persoalan membaca buku terkait dengan banyak pemangku kepentingan, seperti para penulis sebagai pemilik hak cipta atas karya, para ilustrator yang membuat konten buku menarik dibaca, para penerbit/distributor, komunitas-komunitas “penggila” buku, dan sebagainya. Maka mereka semua harus dihargai juga. Jejaring yang tercipta harus membuat banyak orang memiliki kemudahan mengakses buku karena buku adalah kreasi terindah seorang penulis untuk berbagi ide melampaui dimensi ruang dan waktu bagi sesamanya. Tak berlebihan kalau ada yang mengatakan bahwa buku (baca: karya tulis) merupakan kekuatan terbesar untuk memberantas kemiskinan dan mewujudkan perdamaian. Dengan demikian WBD berkembang menjadi “World Book and Copyright Day”.

WBD 2019 (b)

Tanggal 23 April dipilih sebagai WBD karena bertepatan dengan tanggal kematian Miguel de Cervantes (23 April 1616), yaitu seorang novelis, penyair dan penulis drama terkenal berkebangsaan Spanyol.

Don Quixote de la Mancha merupakan salah satu novel buah imajinasi Miguel de Cervantes yang berkisah tentang seorang ksatria (Don) penumpas kejahatan, namun sayangnya ia menjadi ksatria kesiangan. Disebut ksatria kesiangan karena benaknya dipenuhi aneka impian dan bayangan yang tak sanggup dihadapinya di dunia nyata. Novel ini terbit pertama kali tahun 1605, meledak dan diterjemahkan ke berbagai Bahasa, bahkan menjadi bacaan wajib para mahasiswa yang mendalami studi sastra.

Don Quixote de la Mancha

Apa saja yang bisa dilakukan untuk merayakan WBD? Ada banyak kemungkinan: lomba mengunjungi perpustakaan, lomba meresensi buku, bedah buku, pelatihan cara menulis, pelatihan cara membaca dan mencintai buku, bazar buku, temu penulis terkenal, menghimpun donasi untuk membagikan buku gratis ke komunitas-komunitas yang tak terjangkau pasar buku, dan lain-lain.

Selamat merayakan “Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia 2019”

Jakarta, 22 April 2019

Agustinus Surianto Himawan

2 respons untuk ‘World Book Day 2019

  1. Hari Buku Sedunia tahun ini bagi saya dibayangi awan mendung. Program pengiriman buku gratis setiap tanggal 17 yang dicetuskan Presiden Jokowi dua tahun lalu terancam mandek. Dengan alasan PT POS kekurangan dana dan untuk mencegah distribusi buku2 berpaham radikal maka program itu dialihkan ke Kemendikbud dengan birokrasi yang panjang, berbelit-belit, terbatas per provinsi, dan pastinya buku-buku donasi pun belum tentu sampai ke taman bacaan yang kita pilih. Padahal sejatinya anak-anak di pedalaman dan pulau-pulau terpencillah yang lebih membutuhkan donasi buku-buku kita.

    Disukai oleh 1 orang

    1. Biaya pengiriman buku2 memang menjd kendala utama mengirimkan buku ke daerah2 yg jauh dari pusat/pasar buku. Kebijaksanaan Presiden unt tujuan menjembatani kendala utama tsb. tampaknya ada yg menyalahgunakan shg dievaluasi kembali. Semoga ada solusi alternatif lain yg lebih baik dan tdk birokratif ke depannya.

      Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar