FENOMENA KEBERAGAMAN
Keberagaman merupakan keniscayaan. Sikap saling menghargai menjadi hal utama dalam membangun komunitas. Sumpah Pemuda 1928 menyatukan perbedaan di Hindia Belanda menjadi sebuah cita-cita besar berbentuk negara kesatuan yang kelak dinamai Republik Indonesia.
Bulan April 2018 ditandai oleh beberapa peristiwa penting. Belum hilang dalam ingatan, di dua kawasan paling panas isu politiknya di dunia, yaitu Semenanjung Korea dan Timur Tengah, terlihat seberkas harapan,
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, berjabatan tangan, melintasi garis demarkasi militer di desa perbatasan Panmunjom, yang memisahkan kedua negara sejak 1953.
Setelah itu kedua pemimpin melanjutkan pertemuan di Gedung Perdamaian, masih di sekitaran Panmunjom, Korea Selatan, Jumat, 27 April 2018, untuk merundingkan berbagai hal, termasuk isu-isu denuklirisasi semenanjung Korea ke depannya.
Di tempat lain beberapa hari sebelumnya, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dari Arab Saudi, menyambut hangat kedatangan Kardinal Jean-Louis Pierre Tauran, Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Takhta Suci Vatikan, di Istana al-Yamamah, Rabu, 18 April 2018. Kedua pemimpin ini membahas pentingnya peran umat beragama dan budaya dalam menghalau konflik kekerasan, ekstremisme, dan terorisme untuk mencapai keamanan dunia.
Sajid Javid & Fenomena Keberagaman
Menoleh lebih ke barat, senin kemarin, 30 April, Sajid Javid, diangkat menjadi menteri dalam negeri Inggris, menggantikan Amber Rudd yang mengundurkan diri gegara skandal imigran.
Inggris telah banyak belajar dari sejarah panjang mereka yang tak lepas dari persoalan diskriminasi dan kini tampaknya mereka mau terbuka juga, memberikan kesempatan kepada siapa pun putra-putri terbaik bangsanya untuk ambil bagian mengelola negara dan bangsa.
Sajid Javid, seorang muslim, anak supir bis keturunan imigran Pakistan kelahiran 1969, merupakan politikus Partai Konservatif Inggris dan mantan direktur pelaksana di Deutsche Bank. Dia menjadi orang kedua dari kalangan minoritas keturunan imigran Asia yang mendapat posisi amat terpandang, menyusul politisi Partai Buruh, Sadiq Khan, yang terpilih sebagai wali kota London 7 Mei 2016.
Sajid Javid dan Sadiq Khan adalah paradigma baru di Eropa tentang penghargaan atas keberagaman sebuah bangsa. Semoga peristiwa-peristiwa seperti ini mengingatkan kita, bangsa Indonesia, tentang kebinekaan yang harus dirawat di sini. Merawat bangsa dan negara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Indonesia dengan Pancasilanya harus menjadi contoh bagi bangsa-bangsa lain tentang keberagaman sebagai keniscayaan.
Jakarta, May Day 2018
Agust Surianto Himawan