PAROKI HELENA – BERBEDA

(Reupload: Pemberkatan Outlet OBOR 2012)

Hari ini, Minggu 26 Agustus 2012, Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta, memberkati dan meresmikan OBOR Mini, outlet kecil di Paroki St. Helena, Karawaci, Tangerang, Banten. Acara sekaligus bersamaan dengan peresmian Gedung Pusat Pastoral.

Rama Heri, begitu sapaan akrabnya, memang sudah kerap berkomunikasi dengan saya sejak ia bertugas di Generalat Ordo Salib Suci, di Roma. Orangnya rajin menulis dan kreatif. Di Bandung ia pernah menangani Majalah Komunikasi, media penerbitan yang dikelola oleh Keuskupan Bandung yang amat popular pada dasawarsa 80-90-an. Ia juga pernah menjadi Ketua Komisi Komsos Keuskupan Agung Medan, ketika sebagai imam misionaris ia diutus bertugas ke sana.

Alm. Rama Heri Kartono OSC

Tulisannya tentang “Salib” sempat dikirimnya untuk diterbitkan dalam Laudate Montes, majalah intern Paroki St. Joseph, Sukabumi, Jawa Barat, saat saya menjadi pastor parokinya. Kebetulan kami sama-sama satu almamater di Fakultas Filsafat Unpar (d.h. STFT Suryagungbhumi), Bandung, serta sama-sama “produk” Pendidikan Pers Mahasiswa yang diadakan oleh Gereja Mahasiswa (Gema) & Pemuda Katolik era tahun 80-an.

Sekembalinya dari tugas di Roma, beberapa kali ia mampir ke OBOR, di mana saya menjadi direkturnya sejak 2 Januari 2007. Beberapa bukunya juga diterbitkan oleh Penerbit OBOR.

Mengapa Merangkul OBOR

Outlet OBOR di Paroki St. Helena Karawaci ini dilahirkan karena keprihatinan Rama Heribertus Kartono OSC, pastor paroki St. Helena, yang ingin umatnya mendapat kemudahan memperoleh aneka buku dan benda rohani. Ia tidak ingin berjalan sendiri, maka kemudian ia mengajak OBOR untuk bekerja sama membuka outlet mini di sana setiap sabtu & minggu, tidak perlu tiap hari yang akan menghabiskan energi dan dana.

Mengapa Paroki St. Helena tidak membuka sendiri saja? “Merepotkan & susah mengawasinya karena mutasi pastor paroki yang umumnya tiap 3-5 tahun bisa mengganggu kontinuitas pengelolaan sebuah toko, belum lagi masalah perpajakan yang pasti tidak mudah. Kami bukan ingin mencari uang tetapi ingin melayani kebutuhan umat…”, itu alasan seorang Heri Kartono merangkul saya dan teman-teman di OBOR untuk bekerja sama.

Kalau dipikir yah benar juga sih, sebuah paroki besar seperti St. Helena tentu untuk kebutuhan operasional pelayanannya sudah tertutupi oleh kolekte dan aneka pemasukan sukarela umat setempat. Maka, pelayanan-pelayanan tambahan, seperti toko kebutuhan rohani, akan lebih praktis dan mudah kalau bekerja sama. Apalagi situasi saat ini akan lebih menguntungkan kalau kita membangun jejaring (networking) dibandingkan bergulat sendirian mengelola segala hal dari A sampai Z. Toko Rohani biarlah dikelola secara profesional oleh para profesional di bidangnya, sementara para pastor di paroki bisa tenang menggembalakan umatnya yang sehari-hari juga sarat dengan kompleksitas permasalahan dalam hidupnya.

Outlet OBOR di Paroki St. Helena ini memang merupakan satu-satunya outlet resmi yang dikelola sendiri oleh Perkumpulan Rohani OBOR. Ini menjadi semacam “miniatur”-nya OBOR di Gunung Sahari Raya 91, Jakarta Pusat, yang menjadi induknya. Sebuah lembaga tua yang telah melampaui berbagai zaman dalam perkembangannya sejak tahun 1949, saat awal mula dirintis oleh para Bruder Budi Mulia, beralih kepada NV OBOR, sebuah perusahaan Belanda yang membuka cabang di Indonesia, kemudian beralih lagi ke Yayasan Ekapraya yang merupakan perpanjangan tangan dari empat tarekat imam tertua di Indonesia. Lalu pengelolaan diserahkan kepada Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) melalui Perkumpulan Rohani OBOR sampai saat ini.

Diberkati Uskup Agung Jakarta

Hari Minggu, 26 Agustus 2012, menjadi hari yang istimewa. Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo memimpin perayaan ekaristi konselebrasi bersama beberapa imam. Banyak umat yang datang untuk bertemu dengan uskupnya, apalagi waktu itu juga bersamaan dengan upacara pemberkatan dan peresmian Gedung pastoral yang baru selesai dibangun.

Memang belum sempurna, karena masih ada beberapa bagian yang masih dalam proses penyelesaian, termasuk pemasangan lift yang amat membantu mobilitas pengguna gedung ini di kemudian hari.

Bersamaan dengan rangkaian acara tersebut, diberkati dan diresmikan juga outlet toko OBOR oleh Mgr. Ignatius Suharyo. Kondisinya belum 100% selesai ditata, masih perlu perbaikan di sana-sini.

Persiapannya memang hanya sekira setengah tahun, mulai sejak Rama Heri Kartono mengajak kerja sama sampai hari peresmian ini. Masih terasa panas karena pada saat ini belum dipasang AC. Namun untuk mengurangi panasnya udara, dipasanglah dua unit evapurator (“air cooler”) yang proses pendinginannya dibantu oleh air, “blue ice” dan “blower”.

Semoga semangat kerja sama yang digagas oleh Rama Heri Kartono ini tetap dijaga dengan baik oleh para Pastor Paroki penggantinya, maupun oleh para Direktur OBOR selanjutnya. Komitmen untuk bekerja dengan baik dari para pihak akan menentukan masa depannya. Semoga.

Minggu, 26 Agustus 2012
Agustinus Surianto Himawan

CATATAN:
Rama Heri Kartono OSC meninggal dunia pada Kamis, 16 Mei 2013, hampir sembilan bulan setelah warisan idenya diwujudkan di paroki yang dipimpinnya, yaitu Outlet OBOR di St. Helena, Karawaci. Jenazahnya dimakamkan di Biara OSC Pratista, Cisarua, Cimahi, Bandung, pada Jumat 17 Mei 2013.

Reupload: 26 Agustus 2020, pada peringatan 8 tahun Outlet OBOR di St. Helena (ASH)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s