MALAIKAT PELINDUNG

Malaikat Allah,
Engkau yang diserahi oleh kemurahan Tuhan untuk melindungi aku, terangilah, lindungilah, bimbinglah dan hantarkanlah aku. Amin (Doa Malaikat Allah)

Cerita zaman baheula, tahun 60-an, saat belajar agama masa katekumenat di susteran Regina Pacis Bogor bersama Sr. Vincent Chang FMM, misionaris dari Taiwan.  Selalu diceritakan, di kanan-kiri seorang anak pasti ada sosok iblis dan malaikat. Kedua “makhluk adikodrati” ini berlomba-lomba memengaruhi si anak untuk berbuat kejahatan atau kebaikan. Dua kutub kekuatan yang saling tarik-menarik memperebutkan si anak agar taat kepada mereka. Sebagai anak kecil cerita ini amat menarik dan membekas di benak selamanya.

Bahkan pada waktu itu banyak gambar-gambar rohani indah, berwarna-warni, yang menggambarkan aktivitas anak-anak di berbagai tempat. Lalu ada malaikat bersayap yang selalu mengajak si anak untuk berbuat baik. Di sisi lain ada juga iblis bertanduk dan bertaring membujuk si anak melakukan kebalikannya.

Malaikat Pelindung mendampingi seorang anak kecil

Tiap malam sebelum tidur anak-anak dibiasakan berdoa Malaikat Allah, doa resmi yang ada dalam katekusmus masa itu, meskipun di zaman sekarang doa itu nyaris lenyap, bahkan banyak orang yang sudah tidak mengenalnya. Bersyukurlah, dekade terakhir mulai dipopulerkan (lagi) doa Angelus di Indonesia, yang didaraskan pada pukul 6, 12, dan 18 setiap hari. Sama-sama doa malaikat namun maknanya jauh berbeda dan orientasi doanya pun berbeda.

Malaikat Pelindung Tanpa Nama

Dua hari yang lalu kita baru saja merayakan para Malaikat Agung, Michael, Gabriel dan Rafael dalam liturgi harian. Mereka memiliki nama dan dipanggil sesuai namanya. Lalu bagaimana dengan para malaikat pelindung yang diperingati pada hari ini?

Dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Kongregasi untuk Ibadah Ilahi dan Disiplin Sakramen (The Congregation for Divine Worship and the Discipline of the Sacraments) pada tahun 2001 menyatakan bahwa para malaikat pelindung tidak memiliki nama, kita pun tidak bisa memberi nama kepada para malaikat pelindung, kecuali untuk Michael, Gabriel dan Rafael, yang namanya tercantum dalam Alkitab. (lihat Directory on Popular Piety in the Liturgy: Principles and Guidelines, No. 127)

Malaikat Pelindung & Hati Kudus Yesus

Hari ini, Jumat 2 Oktober 2020, Liturgi Gereja merayakan Peringatan Malaikat Pelindung, yang kali ini jatuh bertepatan dengan Jumat Pertama bulan Oktober.

Pengkotbah yang jeli pasti sanggup memadupadankan dua devosi dalam perayaan hari ini: devosi kepada Hati Kudus Yesus dan devosi kepada Malaikat Pelindung. Seseorang yang merindukan hatinya semakin menyerupai Hati Yesus tentu selalu ingat bahwa kerinduannya bisa terwujud kalau hidup hariannya juga mau diarahkan oleh kekuatan malaikat pelindungnya, yang ‘bisikan kebaikan’-nya selalu terdengar sayup-sayup dalam hati tiap orang.

Menapaki jalan kecil diantar oleh sang Malaikat Pelindung

Masalahnya, berani ngga kita buka hati kita masing-masing, menjauh sejenak dari ingar-bingar kebisingan dunia, lalu dalam keheningan mendengar suara bisikan malaikat pelindung yang akan mengantar kita bertemu dengan Allah.

Sosok adikodrati (supranatural, gaib) malaikat dan iblis dalam agama-agama Abrahamik adalah riil, bukan imajinasi karena diwartakan dalam kitab suci masing-masing. Ada banyak kisah suci menggambarkan peranan mereka dalam hidup manusia yang menyejarah di dunia fana ini.

Allah bersabda, “Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan (Kel 23: 20).”

Jakarta, 2 Oktober 2020
Agustinus Surianto Himawan

2 respons untuk ‘Malaikat Pelindung

  1. Makasih Romo Agust

    Setiap pagi pas pamitan sama anak, dan juga setiap malam menjelang tidur, saya memberkati anak saya dan selalu meminta perlindungan (salah satu yg saya sebut) Malaikat Kudus Alah untuk melindungi anak saya.

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar