Episcopal Coat of Arms

Gereja Katolik kaya akan lambang. Lambang berbeda dengan logo karena lambang atau Coat of Arms biasanya akan terdiri dari beberapa gambar yang mengandung makna, baik makna ketika gambar itu berdiri sendiri maupun saat gambar itu terangkai dengan gambar lain sebagai sebuah kesatuan baru. Sedangkan logo bisa berdiri sendiri, bahkan bisa hanya terdiri dari satu gambar, satu huruf, atau satu karakter tertentu. Logo terkait dengan merek dagang, trademark, atau brand atas barang, jasa, atau objek tertentu yang diwakilinya.

Coat of Arms atau lambang kegembalaan dalam tradisi apostolik tidak boleh sembarangan karena semua telah dibakukan. Semua ada aturannya. Di Vatikan ada Kongregasi Ibadat Ilahi dan Disiplin Sakramen (Congregatio de Cultu Divino et Disciplina Sacramentorum, Congregation for Divine Worship and the Discipline of the Sacraments) sebagai lembaga yang khusus mengurus tradisi Coat of Arms, yang dipimpin oleh seorang Kardinal (kini, Kardinal Robert Sarah) karena semua terkait dengan tradisi apostolik yang berlangsung turun-temurun berkesinambungan.

Ketika kita melihat sebuah coat of arms maka kita bisa memahami apa dan siapa yang dilambangkan melalui coat of arms tersebut. Maka proses persetujuan coat of arms yang benar biasanya membutuhkan waktu cukup panjang untuk ulang-alik antara pejabat Vatikan dan yang bersangkutan dengan coat of arms tersebut.

Dalam tradisi Roman Episcopal Heraldry diatur adanya lima simbol utama yang harus ada pada coat of arms, yaitu galero (topi), tessel (tali simpul), salib prosesi, perisai, dan sesanti (motto) yang ditulis pada sebuah pita. Topi adalah simbol otoritas suci yang diberikan oleh Kristus, Kepala Gereja, kepada seseorang, yang akan berbentuk mitra untuk Paus, berbentuk topi violet untuk Kardinal, dan topi hijau untuk seorang Uskup. Tessel atau tali bersimpul yang berujung rumbai-rumbai melambangkan tahbisan diakonat (tingkat pertama), tahbisan presbiterat (tingkat kedua), tahbisan episkopat (tingkat ketiga). Tingkat keempat digunakan untuk jabatan Uskup Agung, serta tingkat kelima untuk jabatan Kardinal. Simpul berumbai-rumbai jumlahnya sama di bagian kiri maupun kanan.

Tongkat Kegembalaan (baculum pastoralis) ditampilkan juga pada Salib Prosesi. Seorang Uskup menggunakan salib berpalang satu. Kardinal menggunakan salib berpalang dua (double traverse), sedangkan Paus menggunakan dua Kunci Petrus berkepala Salib. Bagaimana dengan perisai? Biasanya di dalamnya dimuat bermacam-macam gambar yang mengandung filosofi tertentu dari si pemiliknya. Pada bagian bawah selalu ada sesanti atau motto kegembalaan yang dimuat pada pita/banner. Sesanti umumnya diambil dari ayat-ayat alkitab yang dihayati si pemilik coat of arms tersebut.

Selain itu, pada bagian bawah perisai seringkali ditandai Pallium untuk menandai jabatan seorang Uskup Agung Metropolit, yaitu Uskup Agung yang memimpin sebuah Keuskupan Agung. Pallium adalah sehelai kain (bisa juga mantol) terbuat dari wol yang dianugerahkan Paus hanya kepada para Uskup Agung Metropolit sebagai lambang wewenang dan yurisdiksi yang diembannya atas penugasan Takhta Suci. Pallium tidak dikenakan oleh seorang Uskup Agung Non Metropolit, misalnya Uskup Agung yang menjadi Duta Besar Vatikan atau pejabat-pejabat Vatikan lainnya.

*****

Coats of Arms Usk PNG 03

Gambar di atas dengan jelas membantu kita memahami apa & siapa yang dilambangkan melalui enam coat of arms itu, yaitu:

  • Gambar atas-kiri: topi hijau, tali simpul tiga tingkat, salib berpalang satu, jadi merupakan lambang seorang Uskup Diosesan.
  • Gambar atas-tengah: topi hijau, tali simpul empat tingkat, salib berpalang dua, jadi merupakan lambang seorang Uskup Agung.
  • Gambar atas-kanan: topi hijau, tali simpul empat tingkat, salib berpalang dua, dilengkapi pallium di bagian bawah perisai, jadi merupakan lambang Uskup Agung Metropolit.
  • Gambar bawah-kiri: topi merah violet, tali simpul lima tingkat, salib berpalang dua, jadi merupakan lambang seorang Kardinal.
  • Gambar bawah-tengah: topi merah violet, tali simpul lima tingkat, salib berpalang dua, jadi merupakan lambang seorang Kardinal. Ini contoh lambang Kardinal Jorge Mario Bergoglio SJ, Uskup Agung Buenos Aires, Argentina
  • Gambag bawah-kanan: topi berbentuk mitra dengan dua kunci berkepala salib merupakan lambang seorang Paus. Dalam gambar ini yang dijadikan contoh adalah lambang kepausan dari Paus Fransiskus yang memiliki kemiripan pada isi perisainya dengan lambang ketika ia masih menjadi Uskup Agung Buenos Aires.

Jakarta, 4 Juni 2017 – Agustinus Surianto Himawan

4 respons untuk ‘Episcopal Coat of Arms

  1. Romo.. terima kasih untuk penjelasannya..
    Hmm.. setelah membaca tulisan ini, saya jadi iseng melihat-lihat lambang dari beberapa Uskup. Apakah warna topi untuk lambang uskup boleh berwarna merah? Karena saya menemukan ada yang warnanya merah. Mohon penjelasannya ya Mo.. terima kasih

    Disukai oleh 1 orang

    1. Dear Mbak Celina (maaf nama asli saya tak tahu),
      Bagi saya ini hanya masalah ketidaktahuan saja, jadi tak salah juga, haha.. Ada kemungkinan sang desainer yang dimintai tolong oleh sang Uskup Terpilih kurang memahami atau kurang mencari tahu info tentang coat of arms yang sudah ada aturan bakunya. Dengan tujuan sosialisasi tradisi inilah saya mencoba mempublikasikanya di membumikanide.com ini. Terima kasih untuk tanggapannya yah. Sukses selalu. Tuhan memberkati.

      Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar