Delapan Abad Fransiskan di Tanah Suci

Kardinal Leonardo Sandri, Prefek Kongregasi untuk Gereja-gereja Timur, saat ini sedang melakukan kunjungan khusus ke Tanah Suci (16-21 Oktober 2017), sekaligus menghadiri perayaan delapan abad Fransiskan melayani Tanah Suci.

Misa Pontifikal dilaksanakan hari Selasa kemarin (17/10) di Gereja St. Saviour, sebuah biara tua milik para Fransiskan, yang terletak di ujung St. Francis Street, sebelah timur Pintu Gerbang Yerusalem di dalam tembok Kota Tua Yerusalem. Minister General OFM, Pater Michael Perry OFM juga turut ambil bagian dalam misa pontifikal ini.

Saat menyampaikan homilinya, Pater Michael Perry menyingung banyak hal terkait kehadiran para fransiskan di Tanah Suci. Ia mengingatkan bahwa kehadiran para fransiskan di sini bukan sekadar menyambut dan mendampingi para peziarah, namun terlebih-lebih untuk menemani umat manusia di wilayah ini yang telah mengalami berbagai konflik kekerasan yang mengerikan. Para fransiskan harus selalu ambil bagian demi mengangkat harkat martabat kemanusiaan setiap orang dengan mengampanyekan perdamaian bagi semua orang.

Dalam kesempatan kali ini, Kardinal Sandri juga membawa sepucuk surat pastoral dari Paus Fransiskus untuk Pater Francesco Patton OFM, Kustos Fransiskan di Tanah Suci. Dalam suratnya, Sri Paus memuji pelayanan para Fransiskan sebagai duta semua Umat Allah di sana, yang bertekun dalam kontemplasi dan doa, dalam kesederhanaan dan kemiskinan, serta dalam ketaatan kepada Uskup Roma, ambil bagian untuk menaburkan benih perdamaian, persaudaraan dan saling menghormati di tengah-tengah para saudara dari berbagai budaya, etnis, dan agama.

Paus Fransiskus juga memuji ketulusan hati para fransiskan dalam menyambut dan mengantar para peziarah dari seluruh dunia untuk mengunjungi tempat-tempat dimana Putra Allah menjelma dan tinggal di tengah-tengah manusia.

Contoh dan Teladan Santo Fransiskus

Dimensi perutusan missioner dan universal bagi para fransiskan, sejatinya memang digagas sendiri oleh Giovanni Bernardone, sang pendiri Ordo Fratrum Minorum yang kemudian dikenal sebagai Santo Fransiskus, dalam Kapitel Mei 1217, dengan keinginannya untuk mengirimkan para biarawan fransiskan ke seluruh dunia sebagai saksi-saksi iman, persaudaraan dan perdamaian. Bahkan, Santo Fransiskus sendiri berkenan pergi ke Tanah Suci dan siap menjadi martir dalam perutusannya itu.

Tampaknya hal itu juga di kemudian hari yang menjadi alasan penting bagi terbentuknya Kustodia Fransiskan di Tanah Suci. Paus Clemens VI melalui Bulla Gratias Agimus, yang diterbitkan pada 21 November 1342, memberi mandat khusus kepada para Fransiskan untuk “menjaga” warisan iman di Tanah Suci.

Melalui kehadiran Kardinal Sandri dalam perayaan agung hari Rabu kemarin, Paus Fransiskus tampaknya juga ingin membaharui mandat bagi para fransiskan untuk menjadi saksi-saksi kegembiraan atas Kristus yang Bangkit di Tanah Suci.

Agustinus Surianto Himawan

2 respons untuk ‘Delapan Abad Fransiskan di Tanah Suci

Tinggalkan komentar