EQUINOX & KONSEKRASI USKUP

Monsinyur Adrianus Sunarko OFM dikonsekrasikan menjadi uskup untuk Keuskupan Pangkalpinang pada Sabtu, 23 September 2017, dalam perayaan ekaristi yang dimulai pukul 10 pagi dan berakhir pukul 1 siang di Stadion Depati Amir. Konsekrator Utama dalam upacara ini adalah Mgr. Aloysius Sudarso SCJ (Uskup Agung Palembang) dengan Ko-Konsekrator Mgr. Yohanes Harun Yuwono (Uskup Tanjungkarang) dan Mgr. Leo Laba Ladjar OFM (Uskup Jayapura).

Upacara dihadiri oleh ribuan umat yang datang dari seluruh penjuru Keuskupan Pangkalpinang, serta dari berbagai daerah lain di luar Keuskupan Pangkalpinang. Juga hadir duapuluhan uskup, ratusan imam dan diakon, serta biarawan-biarawati. Nunsiatura Apostolik kehadirannya diwakili oleh Pastor Fabio Salermo, Sekretaris Kedutaan Vatikan di Jakarta. Ia bertindak sebagai Chargé d’Affaires karena Mgr. Piero Pioppo, Dubes Vatikan yang baru, pengganti Mgr. Antonio Guido Filipazzi, baru akan tiba di Indonesia bulan Oktober mendatang. Tampak hadir juga Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI, Eusebius Binsasi, beserta istri.

Sebagaimana biasanya, upacara konsekrasi seorang uskup diosesan selalu menjadi berita hangat yang ramai diperbicangkan di mana-mana, mulai dari persiapannya, pelaksanaannya, bahkan sampai bubarannya juga menjadi istimewa semua. Apalagi di jagad maya, sekian banyak pemilik akun meramaikannya dengan berita, cerita, bahkan opini, lengkap dengan foto berbagai gaya.

Bertepatan dengan Equinox

Selama tahun 2017 ada dua upacara konsekrasi uskup yang berlangsung dalam kondisi cuaca amat panas, yaitu di Pangkalpinang (Babel) dan di Sintang (Kalbar) pada 22 Maret. Meskipun duduk di bawah tenda-tenda namun tetap terasa panas menyengat sekujur tubuh dan menguras keringat. Betapa basahnya pakaian para imam yang berlapis-lapis itu ketika mereka melepas kasula dan alba yang dikenakannya saat perayaan. Bahkan kain celana panjang pun terasa menempel di kulit tubuh yang dibanjiri keringat selama tiga jam upacara berlangsung.

Dalam cuaca sepanas ini, berada di tempat terbuka, memang membuat tubuh menjadi tidak nyaman. Dehidrasi menjadi alasan utama yang mengakibatkan batuk, panas badan, dan rasa terbakar di sekujur tubuh. Situasi begini harus disiasati dengan banyak minum air, jangan biarkan tenggorokan kering dan cairan tubuh terkuras keluar menjadi keringat. Ini juga yang mungkin kurang diantisipasi oleh Rama Siprianus Hormat (Sekretaris Eksekutif KWI), Rama Frans Sutanto (Direktur OBOR), dan beberapa rama lainnya, sehingga harus memulihkan kesehatannya dengan beristirahat supaya  batuk-batuk dan panas tubuh segera reda, hahaha..

Dan memang benar kedua peristiwa agung di Pangkalpinang dan di Sintang ini kebetulan bertepatan dengan Equinox. Pasti bukan kesengajaan memilih waktunya. Mungkin hanya kebetulan, bahkan mungkin juga saat penentuan waktu upacara tak terpikir tentang equinox segala, yang penting upacara harus berlangsung dengan baik dan sempurna.

Equinox sebagai Fenomena Biasa

Gegara panas menyengat luar biasa melanda beberapa kawasan di tanah air, membuat banyak orang menghubung-hubungkannya dengan gelombang panas (Heat Wave). Padahal keduanya amat berbeda. Equinox adalah sebuah fenomena alam yang terjadi rutin setahun dua kali, yaitu saat matahari melintasi garis khatulistiwa pada 21-23 Maret dan 21-23 September, yang mengakibatkan suhu udara meningkat mencapai 32-36 derajat Celcius. Pada saat terjadinya equinox inilah panjang siang dan panjang malam sama di seluruh permukaan bumi. Kata equinox sendiri berasal dari Bahasa Latin, aequus, artinya “setara”, “sama”, dan nox, artinya “malam”.

Equinox yang terjadi pada bulan Maret menandai mulainya musim semi di belahan utara bumi, saat sinar matahari mulai menyinari bagian utara. Equinox yang terjadi pada bulan September menandai mulainya musim gugur di belahan utara karena sinar matahari bergerak ke bagian selatan bumi. Sebaliknya, menjadi awal musim semi yang berlanjut dengan musim panas di bagian selatan

Equinox adalah fenomena alam yang rutin terjadi serta berbeda dengan Heat Wave, yang bisa berlangsung lama dengan suhu udara sangat ekstrim sebagaimana terjadi di wilayah lintang menengah dan tinggi pada saat anomali musim panas, misalnya di Afrika dan Timur Tengah. Heat Wave pernah juga terjadi di India dan Pakistan yang menewaskan ribuan orang beberapa tahun lalu akibat tiupan angin panas dari arah Subsahara di bagian timur.

Agustinus Surianto Himawan

5 respons untuk ‘Equinox & Konsekrasi Uskup

  1. Wah panas terik matahari
    Eh waktu pentahbisan uskup di Keuskupan Agung Semarang juga waktu itu cuacanya panas, meski dipasang tenda layos kanopi juga masih terasa panas ‘gerah, . Stand kipas angin air menjadi pembantu untuk menghilangkan hawa panas saat acara misa pentahbisan bapak uskup Mgr. Robertus Rubiyatmoko, pr

    Acara dihadiri ribuan umat

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar